BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai orang Jawa, sudah selayaknya dapat menguasai tembang-tembang dolanan, karena dalam kehidupan masyarakat Jawa tembang-tembang dolanan itu sudah begitu menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, sudah selayaknya dapat menguasai tembang-tembang dolanan, karena dalam kehidupan masyarakat Jawa tembang-tembang dolanan itu sudah begitu menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, apalagi anak-anak. Mereka sejak kecil sudah diperdengarkan lagu-lagu dolanan tersebut melalui suara ibu.
Dengan adanya kemajuan teknologi, budaya Jawa semakin tergeser terutama tembang dolanan yang dulu sering didengar dari orangtua, guru, radio dan ketika bulan purnama banyak anak-anak bermain di halaman rumah atau di tanah lapang yang luas, berlari-lari baik laki-laki maupun perempuan bermain bersama sambil menyanyikan tembang-tembang dolanan sesuai dengan permainan yang dimainkan, misalnya bermain jamuran maka tembang yang dinyanyikan juga tembang jamuran, bermain cublak-cublak suweng maka tembang yang dinyanyikannya juga tembang cublak-cublak suweng.
Kini dengan gemerlapnya lampu, dengan tehnologi yang maju tembang-tembang tersebut jarang terdengar bahkan sampai menghilang dari pendengaran kita. Sebagian anak-anak sekarang dalam menyanyikan lagu sudah tidak bernafaskan dunia anak-anak, lagu yang disenandungkan lagu-lagu orang dewasa yang dinyanyikan anak-anak. Oleh karena itu pantaslah bila anak-anak sekarang tidak bisa melagukan tembang-tembang Jawa khususnya tembang-tembang dolanan.
Rendahnya kemampuan membaca tembang dolanan siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung disebabkan oleh : siswa tidak menguasai titilaras, siswa tidak mengenal ciri-ciri tembang dolanan, siswa tidak mengenal jenis-jenis tembang dolanan. Dalam membaca titilaras siswa merasa kesulitan sebab mereka sudah terbiasa membaca not-not bahasa Indonesia yakni : do,re,mi,fa,sol.la,si, do bukan ji,ro,lu,ma,nem,pi,ji,ro,lu. Ini merupakan hal baru bagi siswa, hal yang selama ini belum pernah didengarkan dan dipelajarinya. Tentu saja ini bukan hal yang mudah diterima oleh siswa, diperlukan ketelatenan dalam mempelajarinya. Jenis-jenis tembang Jawa ada 4 macam, yaitu tembang gedhe, tembang tengahan, tembang macapat dan tembang dolanan. Masing-masing mempunyai ciri sendiri-sendiri, tembang gedhe digunakan untuk mbawani gendhing-gendhing Jawa,tembang tengahan sudah jarang digunakan, sekarang malah digabung dengan tembang macapat, tembang macapat terikat dengan aturan-aturan tertentu yaitu : guru gatra,guru lagu dan guru wilangan sedangkan tembang dolanan bersifat riang, kata-katanya mudah dimengerti anak-anak. Hal yang demikian ini masih belum dimengerti anak-anak sehingga anak-anak tidak mengenal ciri-ciri tembang dolanan dengan baik. Tembang dolanan banyak sekali jenisnya,antara lain : Kidang Talun, Pitik Tukung, Padhang Bulan, Jamuran, Sar-sur Kulonan, Cublak-cublak suweng, Kate-kate Dipanah, Kupu Kuwe, Gajah-gajah dan masih banyak lagi yang lain, hanya satu atau dua saja yang pernah didengar anak-anak jaman sekarang. Mereka lebih mengenal lagu-lagu pop orang dewasa yang sering dilihat dan didengar setiap hari baik dari siaran radio maupun televisi. Dalam bersenandungpun mereka menyanyikan lagu-lagu tersebut dan mereka cepat sekali menghapal syair-syair yang ada dalam lagu-lagu orang dewasa. Anak-anak memrmasa bangga bila mereka bisa menyanyikan lagu-lagu pop baru, sebaliknya mereka merasa malu bila bersenandhung dengan tembang-tembang dolanan, karena akan dicap ketinggalan jaman, tidak modern.
Banyak Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan tembang dolanan antara lain : dengan mendengarkan rekaman lewat tape recorder, lewat VCD, lewat pemodelan dan menggunakan permainan bisik berantai. Metode Bisik berantai inilah yang akan peneliti gunakan untuk memecahkan masalah yang ada karena dengan permainan Bisik Berantai dirasa siswa lebih bebas dalam mempelajari materi membaca tembang dolanan, sambil bermain mereka juga belajar sehingga mereka cepat menguasai materi membaca tembang-tembang dolanan. Walaupun Metode Bisik Berantai bukan satu-satunya metode untuk mengajarkan tembang dolanan yang terbaik namun peneliti ingin menerapkanmetode Bisik Berantai sebagai jalan keluar untuk mengatasi permasalahan ini.
Peneliti akan mendeskripsikan penelitian yang peneliti kerjakan di kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung pada tahun pelajaran 2012-2013. Dalam penelitian ini peneliti sampai pada sebuah simpulan bahwa Metode Bisik Berantai mampu memberikan pengkondisian yang baru dalam kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan penelitian ini memiliki judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEMBANG DOLANAN MELALUI METODE BISIK BERANTAI SISWA KELAS 8-G SMP NEGERI 1 MOJOAGUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah Peningkatan kemampuan membaca tembang dolanan siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung melalui metode bisik berantai?
(2) Bagaimanakah peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran keterampilan membaca tembang dolanan pada siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung melalui metode Bisik Berantai?
(3) Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung dalam pembelajaran keterampilan Membaca Tembang Dolanan Melalui Metode Bisik Berantai?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.
(1) Menghasilkan Deskripsi atau mendiskripsikan / mengetahui dan mendeskripsikan Tentang Peningkatan Keterampilan Membaca Tembang Dolanan Siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung melalui permainan bisik berantai.
(2) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran keterampilan Membaca Tembang Dolanan Siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung Melalui Permainan Bisik Berantai.
(3) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Tembang Dolanan Melalui Permainan Bisik Berantai.
D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH.
Penerapan metode bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan membaca tembang dolanan siswa kelas 8-G SMP Negeri 1 Mojoagung.
Langkah-langkah pembelajaran :
1. Siswa dengan cermat mendengarkan penjelasan guru tentang tembang dolanan.
2. Bertanya jawab tentang ciri-ciri tembang dolanan.
3. Bertanya jawab tentang contoh tembang dolanan.
4. Secara Bisik berantai siswa melagukan tembang dolanan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Meningkatkan kemampuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada kegiatan belajar mengajar (KBM) Mata Pelajaran Bahasa Jawa khususnya pada pembelajaran melalui Metode Bisik Berantai pada siswa kelas 8 Sekolah Menengah Pertama.
2. Bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman materi membaca tembang dolanan pada pelajaran bahasa Jawa, pada siswa sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) Mata Pelajajaran Bahasa Jawa melalui metode Bisik Berantai dalam proses pembelajaran dalam kelas yang telah dilakukan bersama.
3. Bagi Sekolah
Metode Bisik Berantai sebagai salah satu model pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa yang secara nyata terimplementasikan pada tingkat pemahaman materi dalam Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada siswa di Sekolah Menengah Pertama yang dapat diaplikasikan secara nyata berdaya guna dan berhasil guna di sekolah masing-masing
Jumat, 26 April 2013
Laporan PTK Bahasa Jawa PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEMBANG DOLANAN MELALUI METODE BISIK BERANTAI SISWA KELAS 8-G SMP NEGERI 1
Diposting oleh
Pak Bambang
di
21.54
1 komentar
bagus
Posting Komentar