ANALISIS KRITIS ARTIKEL HASIL PENELITIAN
Oleh
Nurkasan
NIM 007301054504/SGPA 104004
A.
Bibliografi
Ali,
Muhamad. 2005. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kelangsungan
Hidup Organisme Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Elaborasi Metode PQ4R. Jurnal Pelangi Edisi: III. Jakarta
B.
Tujuan Penulisan
Meningkatkan pestasi dan aktifitas belajar siswa pada
pokok bahasan kelangsungan hidup organisme dan meningkatkan kemampuan guru
dalam membimbing siswa melalui penerapan model pembelajaran PQ4R
C.
Fakta-fakta Unik
1.
Permasalahan
|
Ulasan/Uraian
|
Siswa
|
Ketrampilan siswa yang masih kurang
dalam menerapkan metode ilmiah dalam pembelajaran sain khususnya mata
pelajaran biologi, sehingga pada dekade (periode??) dua tahun terahir
prestasi belajar siswa pada poko bahasan kelangsungan hidup organisme masih
dibawah rata-rata yakni kurang dari 6,0
|
Guru
|
Kurang memperhatikan karakteristik
pokok bahasan dalam menerapkan model-model pembelajaran kontekstual, terutama
pokok bahasan yang bersifat deklaratif dan prosedural
|
Pembelajaran
|
Mengacu pada pendekatan
pembelajaran ketrampilan proses, namun dalam pelaksanaannya belum maksimal
|
2.
Teori penunjang pemecahan masalah
dengan model pembelajaran elaborasi metode PQ4R
Rujukan
|
Ulasan/uraian
|
Puspitasari (2003)
|
Strategi-strategi belajar merupakan
pembelajaran yang mengajarkan siswa bagaimana belajar, mengingat, berfikir,
dan bagaimana memotivasi diri sendiri.
|
Corebima (2003)
|
Keberhasilan siswa dalam belajar
sebagaian besar bergantung pada kepandaian siswa belajar secara mandiri
sekaligus memonitor hasil belajarnya.
|
3.
Metode
a.
Menggunakan meode penelitian tindakan
kelas yang terdiri atas 3 siklus. Tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yakni
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
b.
Faktor yang menjadi fokus
untuk diselidiki adalah siswa, guru, dan sumber belajar. Untuk siswa
yang diselidiki adalah prestasi belajar berupa produk (pemahaman konsep) dan
ketrampilan dalam menerapkan strategi belajar. Faktor guru yang diselidiki
adalah mempersiapkan materi pembelajaran, menggunakan dan mengorganisir siswa
dalammelaksanakan pembelajaran dengan mengunakan strategi belajar elaborasi
metode PQ4R. Sedangkan untuk faktor
sumber belajar yang diselidiki adalah kesesuaian penggunaan sumber belajar atau
bahan pelajaran dengan KD dan indikator.
c.
Untuk melihat sejauh mana prestasi
belajar siswa dalam konsep-konsep dalam pokok bahasan kelangsungan hidup
organisme, maka dilakukan tes awal dengan menggunakan sejumlah pertanyaan.
d.
Indikator keberhasilan penelitian
tindakan adalah ketuntasan belajar siswa yakni 85% siswa mencapai rata-rata 75.
4.
Hasil
a.
Aktivitas siswa meningkat yang
ditunjukkan pada saat tahap question dengan
mempertukarkan jawaban siswa dengan kelompok lain dan adanya kemajuan dalam
kegiatan belajar dalam portofolio siswa.
b.
Prestasi belajar siswa berdasarkan
hasil tes formatif, tes sumatif dan kriteria ketuntasan hasil belajar mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus. Siklus pertama nilai rata-rata 7,2 dengan
ketuntasan 65%, siklus kedua nilai rata-rata 7,5 dengan ketuntasan 70%, dan
siklus ketiga nilai rata-rata 8,5 dengan ketuntasan 87%.
D.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dimunculkan
1.
Latar belakang yang digunakan adalah
nilai rata-rata pokok bahasan kelangsungan hidup organisme selama 2 tahun
terahir dibawah 6,0. Apakah ini sesuai? Mengingat bahwa siswa yang ada pada
saat itu berbeda dengan siswa yang diteliti, baik kemampuan, latar belakang
sosial ekonominya, dan mungkin gurunya juga beda.
2.
Dalam metodologi dinyatakan akan
menyelidiki faktor siswa, guru, dan sumber belajar, tetapi hasil data yang
disajikan dan dianalisis hanya data tentang siswa. Apakah ada kesesuaian antara
metode dan hasil?
3.
Peningkatan hasil belajar pada siklus
ke tiga apakah karena PQ4R? Apa bukan disebabkan oleh tes / soal yang
dikerjakan sudah banyak di tanyakan pad siklus ke satu dan kedua?
4.
Apakah pengambilan data untuk
aktifitas siswa cukup dengan hanya melihat portofolio siswa? Apakah tidak ada
data lain yang lebih tepat untuk menunjukkan aktifitas belajar siswa?
E.
Konsep utama
PTK ini menghasilkan konsep bahwa PQ4R dapat
meningkatkan hasil belajar materi deklaratif.
F.
Refleksi
Saya menjadi penasaran untuk segera mencoba
menggunakan metode PQ4R dalam pembelajaran disekolah saya. Mengingat ada gejala
yang mirip dengan PTK ini yaitu untuk materi deklaratif hasil belajar penerapan
dan pemahaman konsep masih cukup rendah,
JURNAL PERKULIAHAN PTK
OLEH : NURKASAN/007031054504/SGPA
104004
Dosen Pembimbing : 1.
Dra. Endang Purwaningsih, M.Si
2. Dra. Herawati
Susilo, M.Sc., Ph.D
3. Drs. I Wayan Dasna,
M.Si.
Hari/Tanggal
|
Uraian
|
Dosen
|
Kamis,
14 Pebruari 2008
|
Saya ingin sekali mengikuti
perkuliahan PTK. 2 minggu yang lalu ketika perkuliahan petama saya berharap
mendapat banyak hal baru, namun saat itu Bu Hera baru memberikan pengantar
dan pre tes, serta meta kognisi. Minggu ini saya berharap mendapatkan
sebagian yang saya inginkan, namun pada saat yang sama saya harus benar-benar
memilih diantara dua pilihan yang sama-sama berat. Hari ini saya harus
melaksanakan tugas sebagai instruktur di Workshoop Pembimbingan Pelaksanaan
KTSP di Asrama Haji Sukolilo Surabaya yang diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan Propinsi Jawa Timur. Akhirnya aku memilih untuk izin tidak kuliah
dengan harapan dapat menambal kekurangan saya dengan minta tugas dari B.
Hera. Ketika Jum’at saya tanya ke teman apa materi bu Hera kemarin, katanya
disuruh njawab pertanyaan tentang reflective practition, reflective teaching,
dan continuous improvmen. Saya berusaha nyatat soalnya dan mencari
jawabannya. Namun dari 4 buku yang saya kopi dari Bu Hera belum saya temukan
jawabannya. Ma’af ya bu atas ke mbolosan saya.
|
Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D
|
Kamis,
21 Pebr 2008
|
Ternyata yang ngisi Pak Wayan. Kami
diajak overvew paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif. Diawali
dengan menginformasikan beberapa kesalahan dalam penulisan hasil PTK: ada
yang kesasar ke penelitian kuantitatif. Selanjutnya dijelaskan definisi dan
pandangan-pandangan para ahli tentang penelitian. Sampai akhirnya ketemu
bahwa PTK berada diantara penelitan kualitatif dan kuantitatif. Rasanya saya
cukup berat ngikuti kuliah seperti ini. Saya merasa ndak punya pengetahuan
awal yang cukup. Kenapa ya dosennya kok ndak
mesen literatur yang bisa saya baca sebelumnya, sehingga saya bisa
lebih semangat untuk ngikuti. Materi seperti itu ndak terlalu sulit untuk
saya pahami, asal ada yang dibaca, Insyaalloh bisa. Kan waktunya bisa untuk
diskusi materi yang lebih banyak. Semangat saya baru muncul ketika ada tanya
jawab.Namun saya agak kecewa Pak wayan lebih banyak memperhatikan teman yang
di pojok depan, sehingga beberapa kali saya angkat tangan ndak terlihat.
Syukur akhirnya saya juga dapat kesempatan, langsung aja saya brolkan
uneg-uneg saya.
|
Drs. I Wayan Dasna, M.Si.
|
Kamis,
28 Pebr 2008
|
Dibayangi minggu lalu, saya
khawatir kalau kuliahnya seperti minggu lalu, kalau gitu berarti harus punya
tenaga ekstra untuk menjaga mata. Karena aku berangkat 03.30 dari Surabaya.
Ya demi mendapatkan semuanya, kuliah sukses dan tetap bisa jadi instruktur
(nambah poin dan ....tentunya koin). Alhamdulillah yang ngisi Bu Endang yang
suka humor dan ramah walaupun agak terlihat “kereng”. Bu Endang mengawali
dengan curah pendapat tentang Apa to PTK itu? Banyak teman yang
berpartisipasi, walaupun seingatnya. Saya pikir kalau tahu gini saya baca
dulu bukunya, namun karena harus “wira-wiri” Surabaya-Malang-Kediri” jadinya
belum sempat baca. Akhirnya saya ngikut saja. Bu Endang neruskan dengan mbuka
power poin tentang PTK yang beda dengan yang udah saya punya. Saya ngikuti
penjelasannya walaupun agak meloncat-loncat. Belum sampai selesai tampilan Bu
Endang menyudahi power poinnya, katanya semuanya kan udah ngerti. Akhirnya
ada tanya jawab sana sini, saya pun nimbrung sambil konfirmasi pengalaman
selama ini. Selesai power point dan diskusi waktu masih ada, akhirnya saya
disuruh mengidentifikasi masalah yang mungkin di PTK-kan. Cari 10 masalah
yang mungkin terjadi disekolah panjenengan! Kemudian pilih tiga yang layak
untuk di PTK-kan. Minggu depan kita lanjutkan membuat rumusan masalahnya.
|
Dra. Endang Purwaningsih, M.Si
|
Kamis,
6 Maret 2008
|
Saya kuliah dengan persiapan
seadanya. Ketika datang di kelas teman-teman pada ribut tentang analisis
kritis. Saya bantah ndak sekarang di kumpulkannya, tapi minggu depan! Tapi
dibantah oleh teman-teman. Bu Endang masuk kemudian ngajak doa terus nanyakan
tugas kemarin. Kemudian kami diberi waktu untuk menuliskan hasil identifikasi
10 masalah, 3 masalah terpilih lengkap dengan rumusan masalahnya dalam
kelompok. Kemudian di presentasikan ke depan. Lindra ngambil giliran
menampilkan rumusan masalahnya. Tanggapan bermunculan sekitar kata tanya
dalam rumusan masalah: Apa atau bagaimana? Saya pun nganbil bagian meskipun
agak terakhir. Cukup lama kami berdiskusi, akhirnya dijustifikasi oleh Bu
Endang dan Bu Hera bahwa boleh saja menggunakan kata tanya Apa atau
Bagaimana. Memang ada ahli yang sok ngotot harus salah satu ndak boleh yang
lain. Kuliah diakhiri dengan ngumpulkan tagihan: hasil identifikasi, jurnal 3
kali, dan .... analisis kritis. Waduh saya belum buat yang dua, hanya hasil
identifikasi yang ada. Diberi waktu sampai jam 4 sore untuk nulis jurnal
dulu. Namun saya bingung, sore nanti harus nyampek Surabaya banya jam 15.00
ndampingi peserta mresentasikan KTSP dan Silabus RPPnya. Akhirnya saya memberanikan diri minta
dispensasi. Bu Endang memberi kesempatan ngirim lewat email.
|
|
|
|
|
0 komentar
Posting Komentar