Menurut Srini (2001:54)
dinyatakan bahwa keterampilan proses IPA
adalah keterampilan yang
dilakukan oleh para ilmuwan di antaranya, adalah:
mengamati, mengukur,
menarik kesimpulan, mengendalikan variabel,
merumuskan hipotesis,
membuat grafik, dan tabel data membuat definisi
operasional dan melakukan
eksperimen. Untuk lebih jelasnya kegiatan yang
dilakukan dalam kegiatan
keterampilan proses IPA adalah:
1. Pengamatan
Pengamatan ilmiah adalah
proses pengumpulan informasi dengan
mempergunakan semua indera
atau memakai alat untuk membantu
pancaindera, misalnya kaca
pembesar yang digunakan untuk membantu
penglihatan. IPA dimulai
dengan pengamatan alam semesta. Agar muridmurid
terampil melakukan
pengamatan, mereka harus dilatih
mempergunakan pancaindera,
dan mereka harus belajar membedakan
baik-baik antara pengamatan
yang sebenarnya dan penafsiran.
2. Pengklasifikasian
Kemampuan untuk
mengklasifikasikan dan menyusun menurut urutan
logis, merupakan
keterampilan dasar IPA dan Matematika.
Pengklasifikasian adalah
mengatur, menyusun atau mendistribusikan
objek-objek,
kejadian-kejadian, atau informasi ke dalam golongan atau
kelas dengan mempergunakan
cara tertentu atau sistem tertentu.
3. Pengukuran
Definisi membuat pengukuran adalah membuat observasi kuantitatif
dengan jalan membandingkan
suatu standar konvensional atau non
konvensional. Misalnya
mempergunakan thermometer untuk menentukan
suhu akhir dalam derajat
celcius air lelehan bongkahan es.
4. Identifikasi dan pengendalian
variabel
Identifikasi variabel
adalah menandai karakteristik objek atau faktor dalam
kejadian/peristiwa yang
tetap dan yang berubah di dalam kondisi yang
berbeda-beda. Mengendalikan
variabel merupakan salah satu komponen
penting dalam kegiatan melakukan
kegiatan ilmiah. Ada
tiga variabel
dalam penelitian ilmiah,
yaitu variabel terikat, variabel bebas, dan variabel
terkontrol. Variabel bebas
adalah variabel yang sengaja diubah-ubah oleh
peneliti di dalam suatu
penelitian. Variabel terikat adalah variabel yang
berubah di dalam suatu
penelitian sebagai akibat suatu perubahan variabel
bebas. Sedangkan variabel
terkontrol adalah variabel yang sengaja dibuat
konstan di dalam suatu
penelitian untuk mendapatkan hasil ayng mantap.
5. Perumusan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan
tentang hubungan alasan yang mungkin
ditemukan di dalam
percobaan/penelitian. Hipotesis biasanya dipakai
sebagai penuntun dalam
penelitian. Seringkali
kali dinyatakan dalam
bentuk pernyataan seperti:
“Makin besar variabel bebas, makin kecil
variabel terikatnya“. Untuk
kelas-kelas rendah di Sekolah Dasar, salah satu
cara untuk memancing murid-murid merumuskan hipotesis adalah
pertanyaan-pertanyaan operasional seperti : Apakah penambahan
garam ke
dalam air membuat benda ini terapung? Dengan hipotesis ini memberi
arahan bagi anak-anak untuk
melakukan suatu upaya mendapatkan efekefek
yang dapat diamati sebagai
akibat dari sesuatu.
6. Perancangan eksperimen
Melakukan eksperimen adalah
melakukan kegiatan percobaan-percobaan,
yang nantinya dapat
digunakan untuk mendapatkan data yang baik. Anakanak
di Sekolah Dasar harus
dilatih untuk melakukan eksperimen,
walaupun masih dalam taraf
yang sederhana, hal ini dapat dijadikan
sebagai dasar untuk senang
melakukan percobaan yang selanjutnya.
7. Pengkomunikasian
Di sekolah dasar
pengkomunikasian berarti mencatat data yang didapat
sebagai hasil eksperimen
dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang
lain. Anak-anak belajar
berkomunikasi dengan berbagai cara, mereka
belajar mengambil gambar
dengan teliti, membuat diagram-diagram,
membuat tabel dan grafik
yang sesuai. Mereka belajar membuat model
yang tepat dan
mempergunakan bahasa yang jelas bila mendeskripsikan
suatu objek atau kejadian.
Peran guru di sini adalah membantu anak-anak
berlatih berkomunikasi dan
membantu mereka mengevaluasi apa yang
mereka katakan.
Berdasarkan perbedaan
perkembangan kognitif pada anak-anak usia
Sekolah Dasar, maka
pembelajaran keterampilan proses IPA di Sekolah Dasar,
terbagi atas dua bagian.
Bagian pertama adalah pembelajaran keterampilan
proses IPA untuk kelas
tinggi, dan bagian kedua adalah pembelajaran
keterampilan proses IPA
untuk kelas rendah. Adapun pembagian tersebut
adalah:
1. Pembelajaran Keterampilan Proses IPA
untuk Kelas Tinggi
Kegiatan pembelajaran
keterampilan proses IPA untuk Sekolah Dasar
kelas tinggi, meliputi
kegiatan mengidentifikasi variabel-variabel,
membuat tabel dari data,
membuat grafik, menjelaskan hubungan antar
variabel-variabel,
mengumpulkan dan memproses data, menganalisis
penyelidikan, merumuskan
hipotesis, memanipulasi variabel-variabel,
merancang suatu eksperimen
dan melaksanakan eksperimen.
2. Pembelajaran Keterampilan Proses IPA
untuk Kelas Rendah
Untuk kegiatan pembelajaran
ketrampilan proses IPA bagi kelas rendah
dapat dikembangkan enam
keterampilan IPA dasar, yaitu mengamati atau
mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, membuat
inferensi,
mengkomunikasikan hasil observasi atau hasil penyelidikan.
Itulah ketrampilan IPA
dasar yang dapat dikembangkan untuk kelas
rendah di Sekolah Dasar.
C. Keaktifan kerja kelompok
Menurut Wina Sanjaya
(2007:241) dinyatakan bahwa model
pembelajaran kelompok
adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu uantuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah
dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam
pembelajaran kelompok,
yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2)
adanya aturan kelompok; (3)
adanya upaya belajar setiap anggota kelompok;
dan (4) adanya tujuan yang
harus dicapai.
Untuk meningkatkan keaktifan
kerja kelompok dalam pembelajaran
IPA di sekolah dasar, dapat
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut, antara
lain :
1. Menggunakan metode
percobaan atau eksperimen secara kelompok.
2. Menggunakan media benda
langsung untuk melakukan percobaan.
3. Memberikan kesempatan
kepada siswa dalam kelompok untuk melakukan
dan mencoba sendiri apa
yang dipelajari.
4. Pembelajaran berpusat
pada siswa (student center learning).
5. Memberikan kesempatan
kepada siswa dalam kelompok untuk
menemukan sendiri apa yang
dipelajari
6. Memberikan model-model
pembelajaran yang menarik dalam kerja
kelompok
7. Materi yang dibahas
dalam kerja kelompok berdasarkan konteks yang
sedang dipelajari oleh
siswa.
D. Mengaktifkan Belajar Siswa
Menurut Srini M. Iskandar
(2001), dijelaskan bahwa guru dapat
menggunakan berbagai cara
untuk menggerakkan atau membangkitkan belajar
siswanya, yaitu:
1. Memberikan nilai
Dengan diberikannya angka
setiap kegiatan siswa, akan mendorong
semangat dan keaktifan
belajar siswa.
2. Memberikan pujian
Dengan diberikannya pujian
kepada siswa, akan dapat menambah
semangat dan mendorong
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Memberikan hadiah
Pemberian hadiah bagi siswa
yang melaksanakan pekerjaan baik atau nilai
yang tertinggi, akan
mendorong dan membangkitkan semangat siswa.
4. Kompetisi
Dengan kegiatan saling
persaingan atau kompetisi, memungkinkan siswa
bersemangat dan bersaing
untuk memperoleh sesuatu yang terbaik.
5. Kegiatan eksperimen
Dengan sering melakukan
kegiatan eksperimen dalam pembelajaran IPA,
memungkinkan siswa
bersemangat dan aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran.
6. Memotivasi siswa dalam
kerja kelompok
Kerja kelompok akan
berhasil dengan baik dan aktif apabila guru
memberikan motivasi,
bimbingan, pengarahan, dan kepercayaan kepada
siswa, untuk menemukan
sendiri kegiatan dan hasil apa yang ingin
dicapai.