Jawablah
soal-soal berikut langsung ke arah pertanyaan
1. Apa
yang saudara ketahui tentang Elaborasi pembelajaran? Berikan contoh sederhana
tentang Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Elaborasi.
Pembelajaran Elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide
tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya . Elaborasi
adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain,
seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita ]. Pembelajaran ini
efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan.
Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami
informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi
tentang implikasi yang mungkin. Anak-anak menggunakan prior knowledgenya
sehingga ide baru dapat meluas, dengan demikian dapat menyimpan informasi lebih
banyak daripada yang disajikan sebenarnya.
Pembelajaran
dengan menggunakan model Elaborasi:
a. Penyajian kerangka isi.
Pembelajaran dimulai dengan penyajian kerangka isi:
struktur yang memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi.
b. Elaborasi tahap pertama.
Elaborasi tahap pertama adalah mengelaborasi
tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang
terpenting. Elaborasi tiap-tiap bagian diakhiri dengan rangkuman dan
pensintesis yang hanya mencakup konstruk-konstruk yang baru saja diajarkan (pensintesis
internal).
c. Pemberian rangkuman dan pensintesis
eksternal.
Pada akhir elaborasi tahap pertama, diberikan
rangkuman dan diikuti dengan pensintesis eksternal. Rangkuman berisi
pengertian-pengertian singkat mengenai konstruk-konstruk yang diajarkan dalam
elaborasi, dan pensintesis eksternal menunjukkan (a) hubungan-hubungan penting yang
ada antar bagian yang telah dielaborasi, dan (b) hubungan antara bagian-bagian
yang telah dielaborasi dengan kerangka isi.
d. Elaborasi tahap kedua.
Setelah elaborasi tahap pertama berakhir dan diintegrasikan
dengan kerangka isi, pembelajaran diteruskan ke elaborasi tahap kedua yang mengelaborasi
bagian pada elaborasi tahap pertama dengan maksud membawa si-belajar pada
tingkat kedalaman sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Seperti
halnya dalam elaborasi tahap pertama, setiap elaborasi tahap kedua disertai
rangkuman dan pensintesis internal.
e. Pemberian rangkuman dan pensintesis
eksternal.
Pada akhir
elaborasi tahap kedua, diberikan rangkuman dan pensintesis eksternal, seperti
pada elaborasi tahap pertama.
Setelah semua elaborasi tahap kedua disajikan,
disintesiskan, dan diintegrasikan ke dalam kerangka isi, pola seperti ini akan
berulang kembali untuk elaborasi tahap ketiga, dan seterusnya, sesuai dengan tingkat
kedalaman yang ditetapkan oleh tujuan pembelajaran.
Pada tahap akhir pembelajaran, disajikan kembali
kerangka isi untuk mensintesiskan keseluruhan isi bidang studi yang telah
diajarkan.
2. Bloom
(1956) dan Gagne (1977) adalah dua di antara banyak tokoh yang telah berhasil
mengembangkan taksonomi tujuan pembelajaran menurut versi masing-masing.
Buatlah suatu matriks yang menggambarkan kedua taksonomi tujuan pembelajaran
tersebut dan analisislah persamaan dan perbedaannya.
Analisis
Persamaan dan Perbedaan Taksonomi Bloom (1956) dan Gagne (1977)
Persamaan
|
Perbedaan
|
|
Bloom (1956)
|
Gagne (1977)
|
|
1. Kedua taksonomi tersebut membahas tentang
kawasan kognitif.
2. Kedua taksonomi tersebut membahas ketrampilan
intelektual.
3. Kedua taksonomi tersebut merumuskan tingkat
ketrampilan atau tingkat kemampuan dari yang paling mudah ke tingkat yang
kompleks
|
Mengelompokkan tujuan pembelajaran
kognitif dalam 6 kategori : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi
Pengelompokkan tujuan pembelajaran
kognitif bersifat hirarkhis
Kategori sikap tidak dibahas secara
langsung, tetapi secara tersirat.
|
Mengelompokkan tujuan pembelajaran
kognitif kedalam 5 kategori : informasi verbal, ketrampilan intelektual,
strategi kognitif, motorik dan sikap
Mengelompokkan tujuan pembelajaran tidak
bersifat hirarkhis, tetapi berlandaskan pada teori belajar behaviorisme dan
kognitifisme
Kategori tidak dibahas secara jelas
|
3. Jelaskan
taxonomi tujuan pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotorik dengan diberi
contoh rumusan tujuannya kognitif (C1-C6), afektif (A1-A5), dan Psikomotorik
(P1-P6) sesuai bidang studi saudara!
Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.[2] Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi
Tujuan rumusan kognitif (C1
– C6)
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan
(knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat
kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya.
Contoh: Salah satu contoh hasil belajar
kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat
Sebutkan prosedur untuk
menggambarkan diagram Evan
b. Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Contoh:
Mengingat lima
penghambat korosi, V, W, X, Y, Z, mengidentifikasi
yang passivators?
C.Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan
ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya, dalamsesuatu yang baru dan konkret.
Contoh : Pilih campuran logam yang dapat digabungkan dengan
titanium dalam aplikasi air laut.
d. Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk
merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang
lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau
faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
Contoh: Dari serangkaian
gambar dan deskripsi konteks
identifikasi bentuk-bentuk korosi yang terlibatdalam kegagalan?
e. Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses
berfikir analisis. Sisntesis merupak.
Contoh: Desain
skenario pengujian untuk menilai kerentanan campuran logam untuk digunakan
dalam lingkungan tertentu?
f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah
kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide,
Contoh : Menggunakan depresiasi
nilai lurus, tentukan
paduan dua logam tembaga-nikel untuk desain penukar panas!
Tujuan rumusan Afektif (A1 – A5):
1)
Penerimaan (receiving)
Hasil belajar pada level bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu.
Hasil belajar pada level bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu.
Contoh:
2)
Partisipasi (responding)
Hasil belajar ada level ini menekankan pada kesiapan dalam memberi respon, seperti membaca materi yang ditugaskan, kesukarelaan dalam merespon atau merasa senang.
Hasil belajar ada level ini menekankan pada kesiapan dalam memberi respon, seperti membaca materi yang ditugaskan, kesukarelaan dalam merespon atau merasa senang.
3) Penetuan
Sikap (value)
Hasil
belajar pada level ini-berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil
dalam membuat nilai-dapat diidentifikasikan secara jelas. Dalam tujuan
pembelajaran, kondisi ini sering disebut dengan istilah sikap dan penghargaan.
4) Organisasi
(organization)
Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan
konseptualisasi nilai (seperti mengenal tanggung jawab setiap individu untuk
meningkatkan hubungan kemanusiaan) atau pengorganisasian sistem nilai (seperti
mengembangkan rencana pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhan kehidupan
ekonomi dan pengabdian masarakat).
5)
Pembentukan Pola (characterization by a
value or a value complex)
Hasil belajar pada level ini meliputi rentang aktivitas yang banyak, tetapi yang pokok dapat terlihat pada perilaku yang sudah menjadi tipikal atau karakternya. Dalam LO dikenal dengan pola umum tentang kemampuan menyesuaikan (pribadi, masyarakat, dan emosi).
Hasil belajar pada level ini meliputi rentang aktivitas yang banyak, tetapi yang pokok dapat terlihat pada perilaku yang sudah menjadi tipikal atau karakternya. Dalam LO dikenal dengan pola umum tentang kemampuan menyesuaikan (pribadi, masyarakat, dan emosi).
Tujuan rumusan psikomotorik
1.
Persepsi (perception)
Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menagkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Katagori itu bergerak dari stimulus sensori (kesadaran terhadap stimulus) melalui pemilihan isyarat (pemilihan tugas yang relevan) hingga penerjemahan dari persepsi iyarat ke tindakan)
Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menagkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Katagori itu bergerak dari stimulus sensori (kesadaran terhadap stimulus) melalui pemilihan isyarat (pemilihan tugas yang relevan) hingga penerjemahan dari persepsi iyarat ke tindakan)
2.
Kesiapan (set)
Level kesiapan ini menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Katagori ini meliputi perangkat mental (kesiapan mental untuk bertindak), perangkat emosi (kesediaan bertindak). Persepsi terhadap isyarat menempati prasyarat yang penting untuk level ini.
Level kesiapan ini menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Katagori ini meliputi perangkat mental (kesiapan mental untuk bertindak), perangkat emosi (kesediaan bertindak). Persepsi terhadap isyarat menempati prasyarat yang penting untuk level ini.
3.
Gerakan Terbimbing (guided response)
Level gerakan terbimbing merupakan tahapan awal dalam mempelajari ketrampilan yang kompleks. Hal itu meliputi peniruan (mengulang suatu perbutan yang telah didemonstrasikan oleh instruktur) dan trail and error (menggunakan pendekatan ragam respon untuk mengidentifikasikan respon yang tepat). Kelayakan kerja dinilai oleh instruktur atau oleh seperangkat kriteria yang cocok.
Level gerakan terbimbing merupakan tahapan awal dalam mempelajari ketrampilan yang kompleks. Hal itu meliputi peniruan (mengulang suatu perbutan yang telah didemonstrasikan oleh instruktur) dan trail and error (menggunakan pendekatan ragam respon untuk mengidentifikasikan respon yang tepat). Kelayakan kerja dinilai oleh instruktur atau oleh seperangkat kriteria yang cocok.
4.
Gerakan Terbiasa (mechanism)
Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan. Hasil belajar level ini berkenaan dengan ketrampilan berbagai tipe kinerja, tetapi tingkat kompleksitas gerakannya lebih rendah dari level berikutnya.
Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan. Hasil belajar level ini berkenaan dengan ketrampilan berbagai tipe kinerja, tetapi tingkat kompleksitas gerakannya lebih rendah dari level berikutnya.
5.
Gerakan Kompleks (complex overt response)
Level ini merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat, lancar, akurat, dan menghabiskan energi yang minimum. Katagori ini meliputi kemantapan gerakan (gerakan tanpa keraguan) dan gerakan otomatik (gerakan dilakukan dengan rileks dan kontrol otot yang bagus).
Level ini merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat, lancar, akurat, dan menghabiskan energi yang minimum. Katagori ini meliputi kemantapan gerakan (gerakan tanpa keraguan) dan gerakan otomatik (gerakan dilakukan dengan rileks dan kontrol otot yang bagus).
6.
Gerakan Pola Penyesuaian (adaptation)
Level keenam ini berkenaan dengan ketrampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seorang dapat memodivikasi pola-pola gerakan un tuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.
Level keenam ini berkenaan dengan ketrampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seorang dapat memodivikasi pola-pola gerakan un tuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.
7.
Kreativitas (origination)
Level terakhir ini menunjuk kepada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar untuk level ini menekankan kreativitas berdasarkan pada ketrampilan yang sangat hebat.
Level terakhir ini menunjuk kepada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar untuk level ini menekankan kreativitas berdasarkan pada ketrampilan yang sangat hebat.
4. Menurut sauadara pendidikan karakter itu jika
dikaitkan dengan taxonomi tujuan pembelajaran dominan untuk mencapai tujuan
pada ranah apa? Dan mengapa ranah ini dianggap penting?
Dengan
mengacu pada taksonomi Bloom, maka pendidikan karakter pada dasarnya termasuk
pendidikan pada ranah afektif. Sebagaimana nasib pendidikan afektif selama ini
yang hanya berhenti pada retorika saja, maka pendidikan karakter ke depan juga
akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, baik tantangan yang bersifat
internal maupun eksternal.
Tantangan
yang bersifat internal dapat berupa: orientasi pendidikan kita selama ini yang
masih mengutamakan aspek keberhasilan yang bersifat kognitif, praksis
pendidikan yang masih banyak mengacu filsafat rasionalisme yang memberikan
peranan yang sangat penting kepada kemampuan akal budi (otak) manusia,
kemampuan dan karakter guru yang belum mendukung, serta budaya dan kultur
sekolah yang kurang mendukung. Sementara itu, tantangan yang bersifat eksternal
antara lain meliputi: pengaruh globalisasi, perkembangan sosial masyarakat, dan
pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Satu langkah penting dalam merancang
pembelajaran adalah membuat analisis Kompetensi Standart agar diketahui
kemampuan-kemampuan bawahan (subordinate
skill) yang tercakup dalam rumusan Kompetensi Standart tersebut. Coba
deskripsikan apa gunanya hasil analisis tersebut bagi perancang, guru, dan
siswa.
Guna
Analisis bagi Perancang:
Untuk mengetahui Standar Kompetensi Guru ,sebagai jaminan dikuasainya tingkat
kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan
tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang
berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai
bidang tugasnya.
Guna Analisis bagi Guru:
Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun
acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan
evaluasi, pengembangan bahan ajar dan
sebagainya bagi tenaga kependidikan.
Guna analisis bagi siswa:
·
penempatan siswa secara tepat,
·
pemberian umpan balik,
·
diagnosis kesulitan belajar, dan
·
menentukan kelulusan (keberhasilan) siswa
·
tujuan penilai bukan hanya guru, namun dapat juga teman
0 komentar
Posting Komentar